Sudah habis pagi kita
(Bersama PututMpd, DrWayan, MiminMPd)
Pagi merajalela
Matari malu-malu memunggung balik gedung
Gereja menjaja ceria, kutilang datang menerjang
Tiada bunga mekar,
Hanya batang berduri meniduri mimpi semalam
Bahwa akan ada yang berlari dari dunia
Seisinya adalah kita juga mereka
Pengikut setia sedari mana bermula
Sedang bayang maya semakin tak jelas saja
Sama seperti tadi, mendung tetap seiya-sekata
Siang mengangkang
Matari mengawang di atas karang
Mengarang cerita tentang air pasang, berpasang
Bahwa akan ada yang terseret gelombang
Sebab kita lena, lupa pada rencana semula
Tentang pasir di pantai, nyiur melambai
Dan buahnya jatuh di hadapan
Untuk kita teguk dukanya
Matari tegak, lautan keramaian
Tak seperti hatiku di antara beribu
Deru dan debur melebur di batu-batu
Ragu yang baru berpijak di jejak kaki
Di pasir putih dihapus berarak riak
Ria-tawaria tawamu terlukis di sana
(Aku yang melukiskannya)
Lanskap keindahan berbingkai pasir besi
Baja berkarat, korosi masa tak muda lagi
Sudah habis pagi kita, mari kita kemasi senja
Mutun, November 201
Blog ini sengaja dikembangkan untuk dokumentasi tulisan atau kutipan yang dianggap perlu mengenai: penelitian pendidikan, bahasa, dan sastra; telaah sastra: puisi, drama, fiksi (novel cerpen); kajian seni-budaya; dan pengajaran keterampilan berbahasa.
Langganan:
Postingan (Atom)
Penelitian Kausal Komparatif (Ex Post Facto)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam penelitian pendidikan setidaknya dikenal dua jenis penelitian , ya itu penel...

-
# bukan SAM ba PEK ik Li ENG TAY biasanya Adaptasi dari l akon v ersi Nano Riantiarno. Dari dulu beginilah cinta.....
-
PIEK ARDIJANTO SUPRIJADI Paman-paman Tani Utun buat mingun ...