Pentas drama musikal "Bukan Sampek-Engtay Biasanya"



Produser & Sutradara:
Andri Wicaksono
Pendamping Proses : M. Ahmad Jalidu
Koreografer: M. Muadib; Arr. Musik; Bahrudin Bolu; Nucky S. Setiawan,
Stage Manager: Yahya M., Setting : Wisnu Aji, Lighting: Fuad, Kostum: Stela, Make up: Madi
Pemain:  Rifqi Khamim sebagai Sampek, Lidya Chrisnawati sebagai Engtay, Krisma_Koko 
sebagai Tn. Li, Anisa Kartika sebagai Ny. Li, Dena Surya M. sebagai Kapten Liong,
Ahmad Arianto sebagai Machun, Volta Mega sebagai Dalang, Mera Owey  sebagai  Suhiang,
Yoga Galih sebagai Jinsim, A. Faisal sebagai Sukro, Ivo Nela sebagai RAy. Retno,
Roni H.  sebagai RM Darmaji, James L. sebagai Meneer Guru
Pemusik: Sheila Maildha A., Dias Arnanda, Agida Fortuna
Penari: Yeyen Arista, Ivon Sarizka, Farras Kanza, Arna Sutari, Leony D. Nabila,
Anisa D. Putri, Rakhmi Sekaraji, Sekar Wijayanti, Rani Lujingga, Wahyu Evi D.

Muara dari proses Pelatihan Keaktoran yang diadakan bagi siswa SMAN 1 Gamping Sleman sebagai subjek penelitian tesis pada Program Pendidikan Bahasa Indonesia, Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang berjudul "Efektivitas Model Pembelajaran Drama dengan Teknik Pelatihan Keaktoran Model PAKEM terhadap Kemampuan Memerankan Tokoh dalam Pementasan Drama Ditinjau dari Minat Berlatih Drama". Pentas drama musikal ini adalah yang pertama bagi mereka dan semoga menjadi tontonan yang menghibur, asyik, dan berkesan bagi para penggembira seni-budaya, penggiat, pemerhati, apresiator, kritikus seni yang dengan sengaja atau tidak sengaja menyaksikan pertunjukan ini. Cela dan cacat dari yang terlihat, terdengar, terasa; akan menjadi catatan bagi proses selanjutnya.
Berkesenian semestinya dapat menjadi sarana untuk mengembangkan kepribadian, karakter, dan kreativitas otak kanan. Kemampuan yang sama pentingnya dengan kemampuan analitis di otak sebelah kiri. Mempersiapkan sebuah pertunjukan yang tergelar tentu membutuhkan semangat, kerja keras, kerja sama, disiplin, dan ketangguhan. Sikap yang diperlukan pula untuk dapat sukses di bidang akademik/pelajaran di sekolah.
Saya atas nama tim produksi Pentas Drama Musikal “Bukan Sampek-Engtay Biasanya” menghaturkan terima kasih yang tiada terkira kepada kedua orang tua, kakak dan adik saya; Prof. Dr. St.Y. Slamet dan Dr. Budhi Setiawan selaku pembimbing penelitian, Prof. Dr. Herman J. Waluyo selaku pembimbing teknis; Bapak kepala SMAN 1 Gamping (Drs. Yunus), Ibu Tri Redjeki, S.Pd, Sumaryono, S.Pd., M.A., beserta guru dan jajarannya; orang tua/wali yang dengan kebesaran dan kerelaan hati untuk memberikan kesempatan kepada buah hatinya untuk berkarya. Terima kasih kepada UNSTRAT UNY dan GMT yang mendampingi saya dari awal sampai pementasan ini. Sponsor dan rekan mediayang telah turut mendukung hingga dipanggungkannya “Bukan Sampek-Engtay Biasanya”.
Adik-adik siswa SMAN 1 Gamping, terkhusus bagi para pemain, pemusik, penari yang telah mengorbankan hati, emosi, waktu, dan segalanya demi terlampauinya proses sampai saat ini. Semoga takkan pernah berhenti, takkan cukup sampai di sini.


"Cerita Asmara Beda SARA; Nyata Berakhir Sengsara" (# Li Yuni Rusli)
Mencoba mengakomodasi 2 Budaya yan berbeda (Jawa-China). Pemuda Sampek (Samba pekik) pemuda Jawa tulen asal Madukismo, Bantul dan Li Eng Tay, gadis keturunan Mandarin asal dari Solo. Mereka sekolah di Hogeere Kweekschool atau Sekolah Guru Atas. Mula-mula Sampek menyayangi Engtay sebagai saudara satu perguruan yang lebih muda, tapi saat penyamaran Engtay terungkap, Sampek pun mencintai Engtay sebagai kekasih. Liku kisah kasih mereka terjalin di situ. Sampai akhirnya Engtay disuruh wajib pulang untuk ditunangkan dengan Machun, anak Kapten Cina dari KEBUMEN sebelum sempat menjalani hari 'indah' bersama.
Engtay memberi waktu kepada Sampek untuk datang dan melamar kepada orang tuanya. Tapi, Sampek datang terlambat. Sampek pulang dengan perasaan hancur, sakit rindu tidak bisa baik, untuk segera pesan peti mati. Tidak ada harapan lagi. Ibarat lakon ‘Samba Juwing’, Samba Pekik tercabik hancur, sengsara menanggung sengketa.
Mereka bertemu kembali dalam bentuk AMPYANG. Jenis makanan dengan bahan dari kacang tanah dan gula jawa. Manis dan gurih jika sempat mencobanya.
Sampek Engtay dapat dilihat sebagai kaca benggala bagi kisah perjuangan emansipasi perempuan. Engtay, terlahir perempuan cantik, memiliki tekad kuat untuk belajar tanpa menghiraukan hambatan budaya saat itu, Engtay pun menyamar menjadi pemuda agar dapat diterima di sekolah setelah direstui orang tuanya. Kisah klasik ini lebih mengedepankan tentang pemenuhan hak dasar individu, baik laki-laki maupun perempuan dalam menuntut ilmu, memilih jalan hidup, berkasihan dengan orang yang dicintainya hingga menentukan jodoh. Kesewenang-wenangan, harapan berkesudahan, cinta yang hilang bersama rekah tanah mewarnai setiap kisah dengan disisipi guyonan sekadarnya untuk dapat menjadi tuntutan, tuntunan, atau panutan.
doc. Societed Militaire (Taman Budaya Yogyakarta)

 crew musik
Foto: Li Yuni R.

dalang

Tari opening
Foto: Li Yuni R.

Orang tua Engtay ttg membhs keinginan Engtay unt sekolah
 Foto: Li Yuni R.
 Engtay menyamar  menjadi petugas landraat untuk mengelabui ayah-ibunya. ayah Engtay pinsan ketika tanah dan harta milikny oleh Petugas gadungan.
Foto: Li Yuni R.

 Engtay bertemu dengan Sampek di Stasiun Tugu, Yogya
Foto: Li Yuni R.

 siswa Hogere Kweekschool
Foto: Li Yuni R.

 sampek-engtay bertemu meneer guru unt mendaftar sekolah
Foto: Li Yuni R.


Engtay melanggar batas tempt tidur yg dibuatnya
Foto: Li Yuni R.


 Liong dan Macun datang melamar pada orang tua engtay
Foto: Li Yuni R.

 Sampek melepas tali batas tempat tidur
Foto: Li Yuni R.

 
 engtay pamit untuk pulang ke rumah
 Foto: Li Yuni R.

 Pelajaran 2
 Foto: Li Yuni R.


 sampek datang hendak melamar engtay
 Foto: Li Yuni R.
 sampek memberi kenang2an keris kepada engtay
 Foto: Li Yuni R.

 engtay diminta mau menikah dengan macun oleh ibunya
 Foto: Li Yuni R.

 Sampek sakit
 Foto: Li Yuni R.

 sukro memberi kabr kepada engtay lewat suhiang

 sukro membaca surat dari engtay
 Foto: Li Yuni R.

  engtay berziarah ke makam sampek

Kapten Liong menyuruh ankany untuk membongkar makam sampek yg telah membuat engtay tersedot ke dalamnya
 Foto: Li Yuni R.

Komentar

Postingan Populer