Metode Penelitian Kausal Komparatif (ex post facto)

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
Dalam penelitian pendidikan setidaknya dikenal dua jenis penelitian, yaitu penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah deskriptif dan data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk kata-kata atau gambar daripada angka-angka. Sedangkan, penelitian kuantitatif adalah analisis statistik dan data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk yang dapat dihitung (numeric). Pada penelitian kuantitatif terdapat beberapa jenis penelitian. Penelitian kuantitatif terbagi menjadi penelitian eksperimen, deskriptif korelasional, evaluasi dan kausal komparatif.[1] Penelitian korelasional dan kausal komparatif sukar dibedakan karena kedua penelitian ini mempunyai manipulasi dan hal yang sama mengenai interpretasi hasil. Akan tetapi, terdapat pula perbedaan antara keduanya. Studi kausal komparatif biasanya melibatkan dua atau lebih kelompok dan satu variabel bebas.[2]
Penelitian kausal komparatif memiliki kesamaan dengan penelitian korelasi; merupakan penelitian yang bersifat ex post facto, yaitu penelitian yang variabel-variabelnya telah terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel terikat dalam suatu penelitian. Di lain pihak, penelitian korelasi (correlational research) adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Pada penelitian kausal komparatif, peneliti mengambil satu atau lebih akibat dan menguji data tersebut dengan menelusuri kembali ke masa lampau untuk mencari sebab, hubungan, dan maknanya. Pendekatan dasar kausal komparatif melibatkan kegiatan peneliti yang diawali dari mengidentifikasi pengaruh variabel satu terhadap variabel lainnya kemudian berusaha mencari kemungkinan variabel penyebabnya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat yang berdasarkan pada pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan mencari kembali faktor penyebab melalui data tertentu.
Dalam makalah ini akan dijelaskan pengertian penelitian kausal komparatif, tujuan penelitian kausal komparatif, ciri-ciri penelitian kausal komparatif, keunggulan dan kekurangan penelitian kausal komparatif, contoh penelitian kausal komparatif, dan langkah-langkah penelitian kausal komperatif

B.  Rumusan Masalah
1.       Apa pengertian, tujuan, dan ciri-ciri penelitian kausal komparatif?
2.       Apakah keunggulan dan kelemahan penelitian kausal komparatif?
3.       Bagaimanakah contoh penelitian kausal komparatif?
4.       Bagaimana langkah kerja penelitian kausal komparatif?

      Tujuan
1.       Mendeskripsikan pengertian penelitian kausal komparatif.
2.       Mendeskripsikan keunggulan dan kelemahan penelitian kausal komparatif.
3.       Mendeskripsikan contoh penelitian kausal komparatif.
4.       Mendeskripsikan langkah kerja penelitian kausal komparatif.


BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian, Tujuan, dan Ciri Penelitian Kausal Komparatif (Ex Post Facto)
Nama ex post facto[3] berasa dari bahasa latin yang artinya “ dari sesudah fakta,“ menujukkan bahwa penelitian itu dilakukan sesudah perbedaan-perbedaaan dalam variabel- bebas itu terjadi karena perkembangan kejadian itu secara alami.
Penelitian kausal komparatif merupakan penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan mencari faktor yang menjadi penyebab melalui data yang dikumpulkan. Dalam penelitian ini pendekatan dasarnya adalah dimulai dengan adanya perbedaan dua kelompok dan kemudian mencari faktor yang mungkin menjadi penyebab atau akibat dari perbedaan tersebut. Dalam hal ini ada unsur yang membandingkan antara dua atau lebih variabel.[4]
Sementara itu, menurut Kerlinger[5] penelitian kausal komparatif (causal comparative research) yang disebut juga penelitian ex post facto adalah penyelidikan empiris yang sistematis di mana peneliti tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung karena keberadaan dari variabel tersebut telah terjadi atau karena variabel tersebut pada dasarnya tidak dapat dimanipulasi.
Kemudian, Gay[6] mengemukakan bahwa studi kausal komparatif atau ex post facto adalah penelitian yang berusaha menentukan penyebab atau alasan, untuk keberadaan perbedaan dalam perilaku atau status dalam kelompok individu. Dengan kata lain, penelitian kausal komparatif adalah penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan mencari faktor yang menjadi penyebab melalui data yang dikumpulkan. Dalam penelitian ini pendekatan dasarnya adalah memulai dengan adanya perbedaan dua kelompok dan kemudian mencari faktor yang mungkin menjadi penyebab atau akibat dari perbedaan tersebut. Gay, Mills, Airasian[7] mencontohkan, sebagai suatu penjelasan yang mungkin tentang bukti perbedaan dalam penyesuaian sosial di kalangan siswa kelas 1 SD, seseorang peneliti dapat membuat hipotesis bahwa partisipasi dalam pendidikan prasekolah yang merupakan faktor utama dalam memberikan kontribusi. Jika kelompok pendidikan prasekolah memperlihatkan tingkat penyesuaian sosial tinggi, hipotesis peneliti akan didukung.
Pendapat berbeda mengenai penelitian komparatif dipaparkan oleh Sugiyono[8] bahwa masalah penelitian dalam hubungan kausal termasuk dalam rumusan asosiatif, bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab-akibat. Jadi, di sini ada variabel independen (variabel yang dipengaruhi) dan dependen (variabel yang dipengaruhi).
Di lain pihak, Donald Ary, dkk.[9] memaparkan bahwa penelitian kausal komparatif merupakan jenis penelitian ex post facto, yaitu penelitian tersebut dilakukan setelah perbedaan-perbedaan dalam variabel bebas itu terjadi karena perkembangan kejadian itu secara alami. Semua kejadian yang dipersoalkan sudah berlangsung lewat sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan treatment sebagaimana dalam penelitian eksperimen memberikan batasan tentang penelitian ex post facto, yakni penyelidikan empiris yang sistematis. Ilmuwan tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung karena perwujudan variabel tersebut telah terjadi atau karena variabel tersebut pada dasarnya memang tidak dapat dimanipulasi. Kesimpulan hubungan di antara variabel - variabel itu dilakukan tanpa intervensi langsung, tapi berdasarkan perbedaan yang mengiringi variabel bebas dan variabel terikat itu. Peneliti dalam membandingkan dan mencari hubungan sebab-akibat dari variabelnya tidak dapat melakukan treatment dan penelitian ini cenderung mengandalkan data kuantitaif.
Peneliti tidak memulai prosesnya dari awal, melainkan langsung melihat hasilnya. Dari hasil yang diperoleh tersebut peneliti mencoba mencari sebab-sebab terjadinya peristiwa itu.[10] Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat berdasarkan atas pengamatan terhadap akibat yang ada, dan mencari kembali fakta yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu.
Ciri ciri pokok penelitian kausal komparatif  bersifat ex post facto, artinya data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung (telah lalu). Penelitian mengambil satu atau lebih akibat (sebagai “dependent variables”) dan menguji data itu dengan menelusuri kembali ke masa lampau untuk mencari sebab-sebab, saling hubungan dan maknanya dan cenderung mengandalkan data kuantitatif.

B.  Keunggulan dan Kelemahan Penelitian Kausal Komparatif
Ritz[11] mengindentifikasikan beberapa keunggulan dan kelemahan penelitian  kausal komparatif. Keunggulan dan kelemahan penelitian ini sebagai berikut.
1.      Keunggulan Penelitian kausal komparatif
a.       Metode kausal komparatif adalah suatu penelitian yang baik untuk berbagai keadaan jika metode eksperimen tak dapat digunakan, yaitu:
1)      Apabila tidak memungkinkan untuk memilih, mengontrol dan memanipulasikan faktor-faktor yang perlu untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat secara langsung.
2)      Apabila pengontrolan terhadap semua variabel kecuali variabel bebas sangat tidak realistis dan dibuat-buat, yang mencegah interaksi normal dengan lain-lain variabel yang berpengaruh.
3)      Apabila kontrol di laboratorium untuk berbagai tujuan penelitian adalah tidak praktis, terlalu mahal, atau dipandang dari segi etika diragukan/ dipertanyakan.
b.      Studi kausal-komparatif menghasilkan informasi yang sangat berguna mengenai sifat-sifat gejala yang dipersoalkan: apa sejalan dengan apa, dalam kondisi apa, pada perurutan dan pola yang bagaimana dan yang sejenis dengan itu.
c.       Perbaikan-perbaikan dalam hal teknik, metode statistik, dan rancangan dengan kontrol parsial, pada akhir-akhir ini telah membuat studi kausal-komparatif itu lebih dapat dipertanggungjawabkan.

2.      Kelemahan Penelitian Kausal Komparatif
a.       Kelemahan utama setiap rancangan ex post facto adalah tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas. Dalam batas-batas pemilihan yang dapat dilakukan, peneliti harus mengambil fakta-fakta yang dijumpainya tanpa kesempatan untuk mengatur kondisi-kondisinya atau memanipulasikan variabel-variabel yang mempengaruhi fakta-fakta yang dijumpainya itu. Untuk dapat mencapai kesimpulan yang sehat, peneliti harus mempertimbangkan segala alasan yang mungkin ada atau hipotesis-hipotesis bandingan yang diajukan dimungkinkan mempengaruhi hasil-hasil yang dicapai. Sejauh peneliti dapat dengan sukses membuat justifikasi kesimpulannya terhadap alternatif-alternatif lain itu, dia ada dalam posisi yang secara relatif kuat.
b.      Sulit untuk memperoleh kepastian bahwa faktor-faktor penyebab yang relevan telah benar-benar tercakup dalam kelompok faktor-faktor yang sedang diselidiki.
c.       Kenyataan bahwa faktor penyebab bukanlah faktor tunggal, melainkan kombinasi dan interaksi antara berbagai faktor dalam kondisi tertentu untuk menghasilkan efek yang disaksikan sehingga masalah menjadi sangat kompleks.
d.      Suatu gejala mungkin tidak hanya merupakan akibat dari sebab-sebab ganda, tetapi dapat pula disebabkan oleh suatu sebab pada kejadian tertentu, oleh lain sebab, dan pada kejadian lain.
e.       Apabila hubungan antara dua variabel telah ditemukan, mungkin sulit untuk menentukan mana yang sebab dan mana yang akibat.
f.       Kenyataan bahwa dua atau lebih faktor yang saling berhubungan tidaklah selalu memberi implikasi terhadap adanya hubungan sebab-akibat. Kenyataan itu mungkin hanyalah karena faktor-faktor tersebut berkaitan dengan faktor lain yang tidak diketahui atau tidak terobservasi.
g.      Menggolong-golongkan subjek ke dalam kategori dikotomi (misalnya: golongan pandai dan golongan bodoh) untuk tujuan pembandingan, menimbulkan persoalan-persoalan karena kategori-kategori seperti itu bersifat kabur, bervariasi, dan tidak mantap. Seringkali penelitian yang demikian itu tidak menghasilkan penemuan yang berguna.
h.      Studi komparatif dalam situasi alami tidak memungkinkan pemilihan subjek secara terkontrol. Menempatkan kelompok yang telah ada mempunyai kesamaan dalam berbagai hal, kecuali pada variabel bebas yang dianggap sulit.

C.  Contoh Penelitian Kausal Komparatif
Seorang dosen mata kuliah Apresiasi Puisi mewajibkan mahasiswa tingkat III Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia untuk membaca puisi di hadapan teman-temannya. Berdasarkan tes performansi di kelas, ternyata ada yang terampil dalam membaca dan ada pula yang tidak atau belum mampu dengan maksimal, khususnya dalam interpretasi teks, penjiwaan, dan vokalisasi. Berdasarkan temuan tersebut, dapat diambil rancangan penelitian/judul “Pengaruh Minat Membaca Puisi dan Pemahaman Struktur Puisi terhadap Keterampilan Membaca Puisi Mahasiswa Tingkat III Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
1.      Identifikasi masalah:
Penelitian beranggapan bahwa ada hubungan kausal antara ketiga faktor (membaca puisi, kebiasaan membaca puisi, dan pemahaman struktur puisi) di atas terhadap keterampilan membaca puisi.
2.      Variabel bebas :
a.       Minat Membaca Puisi
b.      Pemahaman Struktur Puisi
3.      Variabel terikat: Keterampilan Membaca Puisi
4.      Rumusan Masalah:
Apakah faktor minat membaca puisi dan pemahaman struktur puisi berpengaruh terhadap keterampilan membaca puisi mahasiswa tingkat V program studi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia?
5.      Hipotesis :
Faktor minat membaca puisi dan pemahaman struktur puisi berpengaruh terhadap keterampilan membaca puisi mahasiswa tingkat III program studi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia.

D.  Langkah Kerja Penelitian Kausal Komparatif
Penelitian ex post facto merupakan penelitian, di mana rangkaian variabel-variabel bebas telah terjadi, ketika peneliti mulai melakukan pengamatan terhadap variabel terikat. Penelitian causal comparative merupakan kegiatan penelitian yang berusaha mencari informasi tentang mengapa terjadi hubungan sebab-akibat dan peneliti berusaha melacak kembali hubungan tersebut. Penelitian ex post facto mempunyai langkah penting sebagai berikut.
1.      Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode ex post facto.
2.      Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas.
3.      Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.
4.      Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan penelitian
5.      Menentukan kerangka berpikir, pertanyaan penelitian, dan hipotesis penelitian.
6.      Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam ini menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukkan instrumen pengumpul data, dan menganalisis data.
7.      Mengumpulkan, mengorganisasi, dan menganalisis data dengan menggunakan perhitungan  statistik yang relevan
8.      Membuat laporan penelitian.

Metode Penelitian Kausal Komparatif (ex post facto)
1.      Desain Penelitian

2.      Pengajuan Hipotesis
a.       Ada pengaruh positif antara minat membaca puisi terhadap keterampilan membaca puisi
b.      Ada pengaruh positif antara pemahaman struktur puisi terhadap keterampilan membaca puisi
c.       Ada pengaruh positif antara minat membaca puisi dan pemahaman struktur puisi terhadap keterampilan membaca puisi

3.      Pra Analisis Data (Uji Statistik Asumsi Klasik)
a.       Normalitas
Bertujuan untuk mengukur apakah data dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Dengan kata lain, keadaan data berdistribusi normal merupakan sebuah persyaratan yang harus dipenuhi, perhitungannya menggunakan tipe goodeness-of fit, yaitu tes binomial, tes satu sampel analisis Chi Kuadrat (χ2), atau tes satu sampel Kolmogorov-Smirnov.
Berikut langkah perhitungan liliefors.
Langkah-langkah:
1)      Tentukan nilai galat baku (Y- Ŷ)
2)      Susun galat baku dengan nilai berurut dan tentukan Nilai L hitung maksimum
No,
Xi
F
Fkum
Zi
Z tabel
F(Zi)
S(Zi)
|F(Zi) - S(Zi)|









Xi     = Skor data galat baku taksiran (Y - Ŷ) 
            Zi     = Skor baku ( diperoleh )
F(Zi) = Harga peluang 
·         Jika  nilai Zi negatif, F(Zi)=  0,5 - nilai Z tabel 
·          Jika nilai Zi positif,  F(Zi)=  0,5 + nilai Z tabel
3)      S(Zi) = Harga proporsi (F kum/N)

b.      Uji Heteroskedatisitas
Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi  ketidaksamaan varian dari residu satu pengamatan ke pengamatan yang lain dengan metode uji glejser. Jika variabel independen secara signifikan secara statistik tidak mempengaruhi variabel dependen, maka tidak terdapat indikasi terjadi heteroskedastisitas. Hal ini dapat dilihat apabila dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5% (Imam Ghozali, 2009: 129).
Glejser menyarankan untuk meregresi nilai absolut dari ei terhadap variabel X (variabel bebas) yang diperkirakan mempunyai hubungan yang erat dengan δi .
            [ei] merupakan penyimpangan residual dan Xi merupakan variabel bebas.

c.       Uji Multikolinearitas
Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel bebas (independen) dengan melihat nilai Tolerance Value dan Variance Inflation Factor (VIF). Tolerance Value mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF = 1/Tolerance Value). Nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya mulitkolonieritas adalah nilai Tolerance Value < 0,01 atau sama dengan nilai VIF > 10 maka tidak terjadi multikolineritas antara variabel independennya (Imam Ghozali, 2009: 96). Uji hipotesis dapat dilakukan apabila koefisien antarvariabel bebas mempunyai harga di bawah 0, 80 (tidak terjadi kolinieritas).

d.      Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam regresi dimana variabel dependend tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri. Maksud korelasi dengan diri sendiri adalah bahwa nilai dari variabel dependen tidak berhubungan dengan nilai variabel itu sendiri, baik nilai variabel sebelumnya atau nilai periode sesudahnya (Santoso & Ashari, 2005).
  Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:
·         Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
·         Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.
·         Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

e.       Uji Linearitas
Untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat bersifat linier atau tidak. Pengujian ini menggunakan uji F dari Sutrisno Hadi (2000: 14).
F          = Harga bilangan untuk garis regresi
RK reg = Rerata kuadrat regresi
RK res = Rerata kuadrat residu
Selanjutnya untuk interpretasinya, yaitu :
- Jika F hitung lebih besar dari F tabel maka berarti kontribusi antara variabel bebas dan linier.
- Jika F lebih kecil dari F tabel maka berarti kontribusi antara variabel bebas dan terikat bersifat tidak linier.
Adapaun kriteria pengujian linieritas adalah regresi dikatakan linier jika Fhitung < Ftabel, selain itu data dapat dikatakan linier jika nilai signifikansi lebih besar dari alpha yang ditentukan yaitu 5% (Imam Ghozali, 2009: 154).

4.      Uji Hipotesis
a.       Analisis Regresi Linear Sederhana Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Analisis ini digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel independen (X1) dan (X2) terhadap variabel dependen (Y). Berikut adalah langkah-langkah dalam analisis regresi sederhana:
1)      Membuat garis regresi sederhana
Y = a + bX
Keterangan :
Y         : subjek dalam variabel dependen yang diprediksi.
a          : harga Y, bila x = 0 (harga konstanta).
b          : angka arah/koefisien regresi yang menunjukkan peningkatan atau penurunan variabel dependen. Apabila b positif (+) = naik dan bila b minus (-) =turun.
X         : subjek pada variabel independen yang mempunya nilai tertentu. (Sugiyono,   2009: 188)

2)      Mencari kofisien determinasi (r2) antara prediktor X1 dengan Y dan prediktor X2 dengan Y
r2(x1y) = Koefisien determinasi antara X1 dengan Y
r2(x2y) = Koefisien determinasi antara X2 dengan Y
a1         = Koefisien prediktor X1
a2         = Koefisien prediktor X2
ΣX1Y   = Jumlah produk X1 dengan Y
ΣX2Y   = Jumlah produk X2 dengan Y
ΣY2      = Jumlah kuadrat kriterium Y (Sutrisno Hadi, 2004: 22)

3)      Menguji signifikansi dengan uji t Menguji koefisien garis regresi digunakan uji statistik t. Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi konstanta tiap variabel independen akan berpengaruh terhadap variabel dependen.
t           : t hitung
r           : koefisien korelasi
n          : jumlah ke-n (Sugiyono, 2009: 184)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara individual dalam mnerangkan variasi variabel dependen. Dalam mengambil keputusan dilakukan dengan membandingkan nilai antara t hitung dan t tabel dengan taraf sinifikansi 5%. Apabila nilai statistik t lebih tinggi dibandingkan nilai t tabel maka variabel independen secara individual memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (Imam Ghozali, 2009: 88-89).

b. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk memprediksi pengaruh dua variabel bebas atau lebih
terdapat satu variabel terikat. Langkah-langkah dalam analisis regresi berganda sebagai berikut.
1)      Membuat persamaan garis regresi dua prediktor dengan rumus:

Y = a1X1 + a2X2 + K
Keterangan:
Y         = Kriterium
X1        = Prediktor 1
X2        = Prediktor 2
a1         = Bilangan koefisen prediktor X1
a2         = Bilangan koefisien prediktor X2
K         = Bilangan konstanta (Sutrisno Hadi, 2004:18)

2)      Mencari koefisien determinasi (R2) antara prediktor X1 dan X2 dengan kriterium Y,
R2y(x1x2)= Koefisien determinasi antara Y dengan X1 dan X2
a1         = koefisien prediktor X1
a2         = koefisien prediktor X2
ΣX1Y   = Jumlah produk X1 dengan Y
ΣX2Y = Jumlah produk X2 dengan Y
ΣY2      = Jumlah kuadrat kriterium Y (Sutrisno Hadi, 2004: 22)
Koefisien determinasi (R2) merupakan proporsi atau persentase dari total variasi Y yang dijelaskan oleh garis regresi. Koefisien determinasi adalah kuadrat koefisien korelasi. Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui presentasi pengaruh yang terjadi dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

3) Menguji keberartian regresi ganda, 
F          = Harga F regresi
N         = Cacah kasus
M         = Cacah prediktor
R2        = Koefisien determinasi antara kriterium dengan prediktor-prediktor. (Sutrisno Hadi, 2004: 23)
Pengujian ini pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Setelah diperoleh perhitungan, kemudian F hitung dikonsultasikan dengan F tabel pada taraf signifikansi 5%. Apabila harga F hitung ≥ harga F tabel berarti seluruh variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Apabila Fhitung < Ftabel berarti seluruh variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

4) Mencari besarnya sumbangan setiap variabel prediktor terhadap kriterium
a. Sumbangan Relatif (SR%)
Sumbangan relatif digunakan untuk mencari perbandingan relatifitas yang diberikan suatu variabel bebas kepada variabel terikat dengan variabel bebas lain yang diteliti, dihitung dengan rumus :
Keterangan :
SR %   : sumbangan relatif dari suatu prediktor 13
a          : koefisien prediktor
xy        : jumlah produk antara X dan Y
JKreg   : jumlah kuadrat regresi (Sutrisno Hadi, 2004: 37)

b. Sumbangan Efektif (SE%)
Sumbangan efektif digunakan untuk mengetahui besarnya sumbangan secara efektif setiap prediktor




BAB III
PENUTUP

Berdasarkan pembahasan mengenai penelitian kausal komparatif, berikut dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.
1.      Penelitian kausal komparatif merupakan jenis penelitian ex post facto, yaitu penelitian tersebut dilakukan setelah perbedaan-perbedaan dalam variabel bebas yang tidak memungkinkan untuk dilakukan treatment sebagaimana dalam penelitian eksperimen memberikan batasan tentang penelitian ex post facto, yakni penyelidikan empiris yang sistematis.
2.      Keunggulan penelitian kausal komparatif, yaitu suatu penelitian yang baik untuk berbagai keadaan jika metode eksperimen tak dapat digunakan; menghasilkan informasi yang sangat berguna mengenai sifat-sifat gejala yang dipersoalkan; perbaikan dalam hal teknik, metode statistik, dan rancangan dengan kontrol parsial sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Kelemahan penelitian kausal komparatif, yaitu tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas; sulit untuk memperoleh kepastian, faktor penyebab bukanlah faktor tunggal; dua atau lebih faktor yang saling berhubungan tidaklah selalu memberi implikasi terhadap adanya hubungan sebab-akibat; kategori dikotomi untuk tujuan pembandingan, menimbulkan persoalan-persoalan.
3.      Langkah kerja penelitian kausal komparatif secara umum adalah mengidentifikasi dan merumuskan masalah, studi pustaka, menentukan kerangka berpikir, hipotesis penelitian, desain penelitian, menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukkan instrumen pengumpul data, dan menganalisis data dengan menggunakan perhitungan  statistik yang relevan kemudian menyusun laporan penelitian secara menyeluruh.




[1] Subana dan Sudrajat, 2009, hlm. 26)
[2] Emzir, 2013, Metodologi Penelitian Pendidikan (Kuantitatif & Kualitatif, Jakarta: Rajawali, hlm. 120)
[3] Gay, Mills, Airasian, 2011, Educational Research, New Jersey: Pearson, hlm. 228 (bdk. Emzir, op.cit. hlm. 119-220; Subana dan Sudrajat, op.cit. hlm. 42)
[4] Fraenkel dan Wallen, 1990, hlm. 326)
[5] Emzir, op. cit. hlm. 119)
[6] ibid. hlm. 119
[7] ibid. hlm. 228
[8] Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), Bandung: Alfabeta,  hlm. 57-59)
[9] Arief Furchan, 1982, hlm. 382)
[10] Ibid.hlm. 42
[11] Emzir, op.cit, hlm. 123)

Komentar

  1. makasih ya tulisannya sangat bermanfaat

    BalasHapus
  2. Terimakasih artikelnya memberikan pencerahan bagi yang sedang melakukan penelitian causal-comparative. Semoga Tuhan membalas kebaikan Saudara.

    BalasHapus
  3. terima kasih artikelnya..... bermanfaat sekali

    BalasHapus
  4. cukup mudah untuk dipahami.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer