: Li
Yuni Rusli
Dunia
nyata telah hilang terang
Mencair seperti mimpi dini hari
Yang baru saja tak begitu jelas menghadang
Lari menghindar dari perjanjian lain hati lagi
Dan kita sehati menjaga derita musim bedinding
Mencair seperti mimpi dini hari
Yang baru saja tak begitu jelas menghadang
Lari menghindar dari perjanjian lain hati lagi
Dan kita sehati menjaga derita musim bedinding
Menghalau
galau setingkat urusan para dewa ini
Jangan
sampai badai kata mematah dingin cuaca
Ketika reranting kering berpeluk peluh bersama
Di rimba kita, kepompong menyerang belantara
Ketika reranting kering berpeluk peluh bersama
Di rimba kita, kepompong menyerang belantara
Menunggu
kupu bermekaran seperti seharap cita
Dalam dekat mendekap. Hanya kamu dan aku saja
Inilah dunia yang mungkin kita (tak) punya rasanya
Dalam dekat mendekap. Hanya kamu dan aku saja
Inilah dunia yang mungkin kita (tak) punya rasanya
Ada
kalimat tanya
Bagaimana cara mencintai-Nya?
Bagaimana cara mencintai-Nya?
Biarkan
aku mencari jawab tanpa mengeja kata
“Aku menyayangmu di kenyamanan penjuru kota
“Aku menyayangmu di kenyamanan penjuru kota
Dengan
kedalaman, panjang-lebar, dan tingginya
Ketika merasa tak kasat mata; jatuh cinta sekian laksa
Berjarak dengan matari juga rona jelita tahun cahaya
Ketika merasa tak kasat mata; jatuh cinta sekian laksa
Berjarak dengan matari juga rona jelita tahun cahaya
--“
Aku
berkasih dengan luap perasaan, aliran darah sebadan
Senyum sedan,
Senyum sedan,
air mata tak berakhiran,
dari
semua duka, dan
Jika
Tuhan enggan memberi pilihan
Aku akan tetap mengasihi-Mu dengan
Aku akan tetap mengasihi-Mu dengan
sempurna
setelah kematian
Jogja,
14022012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar