Sastra Anak (Aspek Penokohan dalam cerita Bawang MerahBawang Putih)
Dongeng atau sastra untuk anak merupakan jenis cerita/dongeng yang ditokohi oleh manusia dan biasanya adalah kisah suka dan duka seorang tokoh. Di indonesia cerita yang paling populer adalah yang bertipe Cinderella dan bertipe seorang tokoh wanita yang tidak ada harapan dalam hidupnya. Cerita ini biasanya bersifat universal, universal karena tersebar bukan saja di Indonesia, tetapi juga di segala penjuru dunia. Cerita yang bertipe seperti Cinderalla ada banyak. Di Jawa tengah dan Jawa Timur misalnya adalah dongeng Bawang Merah Bawang Putih, dan Ande-ande Lumut.
Cerita yang akan dibahas dalam makalah ini adalah cerita Bawang Merah Bawang Putih. Cerita tersebut dapat digolongkan pada jenis cerita Cinderalla, karena mengandung tipe-tipe sebagai berikut: tokoh wanita yang disiksa ibu dan kakak-kakak tirinya; diberi pakaian buruk; penolong gaib, sewaktu ia menjadi peseruh, ia diberi nasehat oleh sesuatu; bertemu dengan pangeran atau lelaki impian; pembentukan identitas, berbeda dengan saudara tirinya, Bawang Putih menjadi pilihan oleh putra bangsawan. Motif-motif atau tema yang terkandung dalam penceritaan biasanya berbentuk ibu tiri yang kejam; anak tiri perempuan adalah tokohnya; ada seseorang/sesuatu sebagai penolong; benda wasiat diperoleh dari bidadari; kerja keras sebagai pesuruh dan tugas mencuci.
Variasi tema dan persoalan cerita klasik, keunikan dan relevansinya dengan masyarakat majemuk ketika itu dan kini bertolak dari latar sejarah budaya bangsa dan cara hidup masyarakat lama. Bawang Putih Bawang Merah mengungkapkan beberapa realitas yang mengisi kehidupan kelompok terbesar. Karakteristik prikemanusiaan dan tidak berprikemanusiaan menjadi dasar persoalan cerita ini.
Jalan cerita Bawang Putih Bawang Merah mirip dengan cerita Cinderella, terutama apabila Bawang Merah ditindas dan dikejami oleh adik tiri dan juga ibu tirinya. Akhirnya, dengan bantuan kuasa supernatural Bawang Merah ditakdirkan bertemu dengan anak raja yang sudi mengawininya.
Hal yang menarik dan unik dalam cerita ini ialah persoalan supernatural yang ternyata amat signifikan terhadap perubahan plot cerita. Berawal dari kematian ayah Bawang Putih sehingga meningkatkan suspens terhadap nasib Bawang Merah. Kemudian, masyarakat dihadirkan dengan konflik-konflik fisik yang lebih kentara, misalnya konflik antara Labu dan Kundur yang berakhir dengan pembunuhan terhadap tokoh Labu oleh Kundur. Kematian Labu meninggalkan perubahan jalan cerita yang besar kepada cerita, karakter yang bersifat antagonis Bawang Merah.
Cerita yang akan dibahas dalam makalah ini adalah cerita Bawang Merah Bawang Putih. Cerita tersebut dapat digolongkan pada jenis cerita Cinderalla, karena mengandung tipe-tipe sebagai berikut: tokoh wanita yang disiksa ibu dan kakak-kakak tirinya; diberi pakaian buruk; penolong gaib, sewaktu ia menjadi peseruh, ia diberi nasehat oleh sesuatu; bertemu dengan pangeran atau lelaki impian; pembentukan identitas, berbeda dengan saudara tirinya, Bawang Putih menjadi pilihan oleh putra bangsawan. Motif-motif atau tema yang terkandung dalam penceritaan biasanya berbentuk ibu tiri yang kejam; anak tiri perempuan adalah tokohnya; ada seseorang/sesuatu sebagai penolong; benda wasiat diperoleh dari bidadari; kerja keras sebagai pesuruh dan tugas mencuci.
Variasi tema dan persoalan cerita klasik, keunikan dan relevansinya dengan masyarakat majemuk ketika itu dan kini bertolak dari latar sejarah budaya bangsa dan cara hidup masyarakat lama. Bawang Putih Bawang Merah mengungkapkan beberapa realitas yang mengisi kehidupan kelompok terbesar. Karakteristik prikemanusiaan dan tidak berprikemanusiaan menjadi dasar persoalan cerita ini.
Jalan cerita Bawang Putih Bawang Merah mirip dengan cerita Cinderella, terutama apabila Bawang Merah ditindas dan dikejami oleh adik tiri dan juga ibu tirinya. Akhirnya, dengan bantuan kuasa supernatural Bawang Merah ditakdirkan bertemu dengan anak raja yang sudi mengawininya.
Hal yang menarik dan unik dalam cerita ini ialah persoalan supernatural yang ternyata amat signifikan terhadap perubahan plot cerita. Berawal dari kematian ayah Bawang Putih sehingga meningkatkan suspens terhadap nasib Bawang Merah. Kemudian, masyarakat dihadirkan dengan konflik-konflik fisik yang lebih kentara, misalnya konflik antara Labu dan Kundur yang berakhir dengan pembunuhan terhadap tokoh Labu oleh Kundur. Kematian Labu meninggalkan perubahan jalan cerita yang besar kepada cerita, karakter yang bersifat antagonis Bawang Merah.
Agen Slot
BalasHapusAgen Slot Terbaru
LK21